Merencanakan Keberlanjutan CBO IBU-TIN

Ketua Bidang Kewirausahaan kelompok IBU-TIN, Madlani, menghitung biaya simpan-pinjam

Anggota Ibu Tin mempelajari usulan rencana keberlanjutan kelompok

Mendiskusikan usulan kegiatan CBO

Dalam rangka membangun kemandirian dan keberlanjutan kelompok IBU-TIN [Ikatan Mantan Buruh Migran Tinumpuk] pada 10 Desember 2012 mengadakan pertemuan anggota untuk menyusun strategi dan rencana program kerjanya. Kelompok IBU-TIN yang berkedudukan di Desa Tinumpuk, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, sepakat memilih simpan-pinjam sebagai kegiatan utama kelompok untuk menopang kerja-kerja terkait perlindungan buruh migran.

Kesepakatan ini disetujui secara bulat oleh seluruh pengurus dan anggota IBU-TIN dengan pertimbangan bahwa kegiatan simpan-pinjam dibutuhkan oleh mantan buruh migran yang dari waktu ke waktu memerlukan pinjaman modal usaha. Selain itu, simpan-pinjam adalah kegiatan yang paling memungkinkan dilakukan saat ini mengingat anggota IBU-TIN punya kesibukan atau usaha masing-masing sehingga sulit melakukan kegiatan produksi secara berkelompok. Sementara itu, kegiatan simpan-pinjam lebih fleksibel dalam hal waktu serta tenaga dan ditambah adanya peluang memperoleh pemasukan bagi kelompok. Sebagian dari pemasukan ini, rencananya akan digunakan untuk kepentingan sosial seperti penanganan kasus dan penyebaran informasi untuk mengurangi permasalahan buruh migran.

Proses perumusan usulan kegiatan ini serta proses pembuatan kesepakatannya membutuhkan beberapa kali pertemuan karena dibuat dengan cukup rinci dan dilakukan melalui musyawarah mufakat, misalnya, dalam hal jumlah angsuran, pemasukan untuk kas keompok dan lain-lain. Mengingat adanya kebutuhan khuss bagi anggota IBU-TIN yang bekerja sebagai petani -- karena harus menunggu masa panen -- maka kelompok IBU-TIN memutuskan sistem pengembalian dengan waktu yang lebih longgar untuk anggota-anggota tersebut.